Monday 17 July 2017

SURVEY EVALUASI LAHAN

PENGERTIAN
n  Survei kesesuaian lahan adalah proses penilaian sifat-sifat lahan (topografi, iklim, tanah, air) berdasarkan kriteria yang dibutuhkan oleh suatu  tipe penggunaan  lahan yang direncanakan
n  Lahan adalah sumberdaya alam, merupakan kesatuan integral dari ;  polypedon, vegetasi alam (mikro flora, makro flora), vegetasi buatan (tanaman pertanian, perkebunan, hutan tanaman),  air (laut, danau, sungai),  udara (hujan, temperatur, kelembaban, angin), hewan (mikro fauna, makro fauna), manusia, dan bangunan buatan manusia.
n  Lahan mempunyai kemampuan terbatas untuk suatu penggunaan, oleh sebab itu penggunaan lahan harus optimal, artinya sebagai sumberdaya alam, kualitasnya tidak boleh menurun karena tipe penggunaan yang tidak terdukung oleh sifat-sifat lahan.
n  Oleh sebab itu sifat-sifat lahan harus mampu memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan oleh tipe penggunaan sehingga  lahan itu mampu menciptakan nilai tambah ekonomi.

Struktur Klasifikasi Lahan FAO 1976
Terdiri dari 4 kategori:
  1. Ordo (Order): Menunjukkan keadaan kesesuaian lahan  secara umum
  2. Klas (Class): Menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo
  3. Sub-Klas: Menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada jenis pembatas atau macam perbaikan yang perlu dilakukan dalam kelas
  4. Satuan (Unit): menunjukkan tingkatan dalam sub-klas didasarkan pada perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaanya

ORDO (ORDER)
Pada tingkat ordo dibedakan menjadi 2 kategori:
1 . Ordo S : Suitable (Sesuai), adalah lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumberdaya lahannya
2. Ordo N : Not Suitable (Tidak Sesuai), adalah lahan yang mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah penggunaan secara lestari untuk suatu tujuan yang direncanakan.

Kelas (Class)
  • Kelas S1: Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.
  • Kelas S2: Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.
  • Kelas S3: Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan.
  • Kelas N1: Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
  • Kelas N2: Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari
Sub-Klas (Sub Class)
          Menggambarkan jenis faktor pembatas, atau jenis parameter yang penting untuk diperbaiki, dalam kelas.
          Kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan yang menjadi faktor pembatas terberat.

          Faktor pembatas ini sebaiknya dibatasi jumlahnya, maksimum dua pembatas

  
Simbol
Kualitas Lahan
Karakteristik Lahan
t
Rejim temperatur
1. Tempeatur rata-rata tahunan (ยบC)
w
Ketersediaan air
1. Bulan kering (< 100 mm)
2. Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
r
Media Perakaran
1. Kelas drainase tanah
2. Tekstur tanah
3. Kedalaman efektif
f
Retensi hara
1. KTK (m.e)
2. C-organik
n
Ketersediaan hara
1. Total Nitrogen
2. P2O5 tersedia
3. K2O tersedia
s
Terrain
1. Lereng (%)
2. Batu di permukaan dan di dalam penampang tanah
3. Singkapan batuan
x
Keracunan (toksisitas)
1. Salinitas


Satuan (Unit)
          Keadaan tingkatan dalam subkelas kesesuaian lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya.
          Unit yang satu berbeda dari unit yang lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan sering merupakan pembedaan detil dari faktor pembatasnya.
          Dalam praktek evaluasi lahan, kesesuaian lahan pada kategori unit ini jarang digunakan.



Karakteristik Lahan Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N1 N2
Temperatur (t) 25 – 28 22 – 25 20 – 22 < 20
Rata-rata tahunan (C0) 28 – 32 32 – 35 > 35
Elevasi (m dpl) < 200  200 – 300 300 - 400 > 400
Ketersediaan Air: (w) <2      >3-4       <1
Bulan Kering (<75mm)  2000-    3000     2-3 1250 - <1750 Td >3000
Curah Hujan (mm/th)  1750 -  <2000 Td <1250
Kondisi Perakaran (r) Sedang, Baik agak terhambat Cepat, agak  terhambat Sgt terhambat, cepat Sgt cepat,
Kelas Drainase Tanah
Tekstur Tanah LS, L, SCL, SiL, Si, CL, SiCL LS, S, SiC, SC SiC. Td Kerikil, Pasir
Keadalaman efektif (cm)   >100 75-100 51-75 <50
Kedalaman air tanah (cm) > 100 50 - 100 25 - 50 < 25 
Gambut - Sapris Hemik Hemik- fibris Fibris
Kematangan - <100 100-150 >150-200 >200
Kedalamam (cm)
pH  (H20) 5,0-6,0 >6,0-7,0  >7,0-8,5 >8,5
4,5 – 5,0  4,0-<4,5 <3,5


Pra-survey
-          Pengumpulan data dan peta dasar(batas areal), Peta Rencana Tata Ruang dan Wilayah, Citra Landsat/Foto Udara,Peta Topografi, Peta Tanah (Land Unit), Peta Land Use, Data iklim dan curah hujan.
-          Desk Study: Overlay dan delineasi Satuan Peta Tanah sebagai peta kerja.
Survey Evaluasi Lahan
-          Orientasi dan Verifikasi batas lahan
-          Cross Field
-          Pengamatan Profil dan pengambilan sampel
-          Pengambilan data pendukung lainya (Data Curah Hujan, Data Penduduk, dll)
Pengolahan Data
-          Analisa sampel tanah
-          Overlay Peta Kerja dengan data hasil survey
-          Penentuan kelas kesesuaian lahan
-          Pembuatan Laporan
TANAH
Akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad  hidup yang  bertindak terhadap bahan Induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang masih muda, sehingga  masih belum lengkap untuk menampung semua persoalan teori dan praktek dengan memuaskan

Horizon Organik (horizon O). Ialah lapisan yang terdiri dari bahan-bahan organic baik yang masih segar ataupun yang sudah membusuk.
- Horizon O1. Terdapat bahan-bahan organic yang ciri-cirinya tampak jelas.
- Horizon O2. Bahan-bahan organic sudah mengalami pelapukan sehingga ciri-cirinya sudah tidak jelas karena telah terjadi proses humifikasi.
Horizon mineral. Terdiri dari horizon A, B, dan C.
Horizon A. Disebut daerah eluviasi atau proses perpindahan bahan-bahan tanah dari horizon A ke B.
-          Horizon A1. kaya bahan-bahan organic yang bercampur dengan mineral sehingga berwarna kelam.
-          Horizon A2. Struktur longgar, tekstur kasar, dan berwarna terang karena mengalami pencucian.
-          Horizon A3. Peralihan horizon A ke B dengan ciri w
arna lebih dekat ke horizon A2 atau Horizon E.
Horizon B. Disebut daerah Iluviasi atau akumulasi bahan-bahan tanah di horizon B yang berasal dari horizon A.
- Horizon B1. Peralihan horizon A ke B dengan ciri dan warna lebih dekat ke horizon B.
- Horizon B2. Merupakan horizon yang paling memperlihatkan ciri-ciri horizon B yaitu Struktur padat, tekstur halus, dan berwarna gelap.
- Horizon B3. Peralihan dari horizon B ke C dengan ciri dan warna lebih dekat ke horizon B.
Horizon C. Merupakan batuan yang telah mengalami perubahan atau tidak utuh lagi dan belum mengalami perkembangan tanah baik eluviasi atau iluviasi.
Bahan Induk. Berupa batuan utuh yang keras yang belum mengalami perubahan diberi symbol R atau Rock.







Jangan Lupa Baca ini juga.

No comments:

Post a Comment