PENGERTIAN
n Survei kesesuaian lahan adalah
proses penilaian sifat-sifat lahan (topografi, iklim, tanah, air) berdasarkan
kriteria yang dibutuhkan oleh suatu tipe
penggunaan lahan yang direncanakan
n Lahan adalah sumberdaya alam,
merupakan kesatuan integral dari ;
polypedon, vegetasi alam (mikro flora, makro flora), vegetasi buatan
(tanaman pertanian, perkebunan, hutan tanaman),
air (laut, danau, sungai), udara
(hujan, temperatur, kelembaban, angin), hewan (mikro fauna, makro fauna),
manusia, dan bangunan buatan manusia.
n Lahan mempunyai kemampuan terbatas
untuk suatu penggunaan, oleh sebab itu penggunaan lahan harus optimal, artinya
sebagai sumberdaya alam, kualitasnya tidak boleh menurun karena tipe penggunaan
yang tidak terdukung oleh sifat-sifat lahan.
n Oleh sebab itu sifat-sifat lahan
harus mampu memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan oleh tipe penggunaan
sehingga lahan itu mampu menciptakan
nilai tambah ekonomi.
Struktur Klasifikasi Lahan FAO 1976
Terdiri dari 4 kategori:
- Ordo
(Order): Menunjukkan keadaan kesesuaian lahan secara umum
- Klas
(Class): Menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo
- Sub-Klas:
Menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada jenis
pembatas atau macam perbaikan yang perlu dilakukan dalam kelas
- Satuan
(Unit): menunjukkan tingkatan dalam sub-klas didasarkan pada
perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaanya
ORDO (ORDER)
Pada tingkat ordo dibedakan menjadi 2 kategori:
1 . Ordo S : Suitable (Sesuai), adalah lahan yang dapat
digunakan untuk penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko
kerusakan terhadap sumberdaya lahannya
2. Ordo N : Not Suitable (Tidak Sesuai), adalah lahan yang
mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah penggunaan secara lestari
untuk suatu tujuan yang direncanakan.
Kelas (Class)
- Kelas
S1: Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak
mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya
mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada
umumnya.
- Kelas
S2: Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai
pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta
meningkatkan masukan yang diperlukan.
- Kelas
S3: Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai
pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang
harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan.
Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan.
- Kelas
N1: Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan
yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk
diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang
ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat
sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam
jangka panjang.
- Kelas N2: Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari
Sub-Klas (Sub Class)
• Menggambarkan jenis faktor pembatas, atau jenis parameter yang penting untuk diperbaiki, dalam kelas.
• Kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan yang menjadi faktor pembatas terberat.
• Faktor pembatas ini sebaiknya dibatasi jumlahnya, maksimum dua pembatas
Simbol
|
Kualitas
Lahan
|
Karakteristik
Lahan
|
t
|
Rejim
temperatur
|
1. Tempeatur rata-rata tahunan (ยบC)
|
w
|
Ketersediaan
air
|
1. Bulan kering (< 100 mm)
2. Curah hujan rata-rata tahunan (mm)
|
r
|
Media
Perakaran
|
1. Kelas drainase tanah
2. Tekstur tanah
3. Kedalaman efektif
|
f
|
Retensi
hara
|
1. KTK (m.e)
2. C-organik
|
n
|
Ketersediaan
hara
|
1. Total
Nitrogen
2. P2O5
tersedia
3. K2O
tersedia
|
s
|
Terrain
|
1. Lereng (%)
2. Batu di permukaan dan di dalam penampang tanah
3.
Singkapan batuan
|
x
|
Keracunan
(toksisitas)
|
1.
Salinitas
|
Satuan (Unit)
•
Keadaan tingkatan dalam subkelas kesesuaian
lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam
pengelolaannya.
•
Unit yang satu berbeda dari unit yang lainnya
dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan
sering merupakan pembedaan detil dari faktor pembatasnya.
•
Dalam praktek evaluasi lahan, kesesuaian lahan
pada kategori unit ini jarang digunakan.
Karakteristik Lahan | Kelas Kesesuaian Lahan | ||||
S1 | S2 | S3 | N1 | N2 | |
Temperatur (t) | 25 – 28 | 22 – 25 | 20 – 22 | < 20 | |
Rata-rata tahunan (C0) | 28 – 32 | 32 – 35 | > 35 | ||
Elevasi (m dpl) | < 200 | 200 – 300 | 300 - 400 | > 400 | |
Ketersediaan Air: (w) | <2 | >3-4 | <1 | ||
Bulan Kering (<75mm) | 2000- 3000 | 2-3 | 1250 - <1750 | Td | >3000 |
Curah Hujan (mm/th) | 1750 - <2000 | Td | <1250 | ||
Kondisi Perakaran (r) | Sedang, Baik | agak terhambat | Cepat, agak terhambat | Sgt terhambat, cepat | Sgt cepat, |
Kelas Drainase Tanah | |||||
Tekstur Tanah | LS, L, SCL, SiL, Si, CL, SiCL | LS, S, SiC, SC | SiC. | Td | Kerikil, Pasir |
Keadalaman efektif (cm) | >100 | 75-100 | 51-75 | <50 | |
Kedalaman air tanah (cm) | > 100 | 50 - 100 | 25 - 50 | < 25 | |
Gambut | - | Sapris | Hemik | Hemik- fibris | Fibris |
Kematangan | - | <100 | 100-150 | >150-200 | >200 |
Kedalamam (cm) | |||||
pH (H20) | 5,0-6,0 | >6,0-7,0 | >7,0-8,5 | >8,5 | |
4,5 – 5,0 | 4,0-<4,5 | <3,5 |
Pra-survey
-
Pengumpulan data dan peta dasar(batas areal),
Peta Rencana Tata Ruang dan Wilayah, Citra Landsat/Foto Udara,Peta Topografi,
Peta Tanah (Land Unit), Peta Land Use, Data iklim dan curah hujan.
-
Desk Study: Overlay dan delineasi Satuan Peta
Tanah sebagai peta kerja.
Survey Evaluasi Lahan
-
Orientasi dan Verifikasi batas lahan
-
Cross Field
-
Pengamatan Profil dan pengambilan sampel
-
Pengambilan data pendukung lainya (Data Curah
Hujan, Data Penduduk, dll)
Pengolahan Data
-
Analisa sampel tanah
-
Overlay Peta Kerja dengan data hasil survey
-
Penentuan kelas kesesuaian lahan
-
Pembuatan Laporan
TANAH
Akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar
permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat
sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan Induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu
pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang masih muda,
sehingga masih belum lengkap untuk menampung semua persoalan teori dan
praktek dengan memuaskan
Horizon
Organik (horizon O). Ialah lapisan yang terdiri dari bahan-bahan organic baik
yang masih segar ataupun yang sudah membusuk.
- Horizon
O1. Terdapat bahan-bahan organic yang ciri-cirinya tampak jelas.
- Horizon
O2. Bahan-bahan organic sudah mengalami pelapukan sehingga ciri-cirinya sudah
tidak jelas karena telah terjadi proses humifikasi.
Horizon
mineral. Terdiri dari horizon A, B, dan C.
Horizon A.
Disebut daerah eluviasi atau proses perpindahan bahan-bahan tanah dari horizon
A ke B.
-
Horizon
A1. kaya bahan-bahan organic yang bercampur dengan mineral sehingga berwarna
kelam.
-
Horizon
A2. Struktur longgar, tekstur kasar, dan berwarna terang karena mengalami
pencucian.
-
Horizon
A3. Peralihan horizon A ke B dengan ciri w
arna lebih dekat ke horizon A2 atau
Horizon E.
Horizon B.
Disebut daerah Iluviasi atau akumulasi bahan-bahan tanah di horizon B yang
berasal dari horizon A.
- Horizon
B1. Peralihan horizon A ke B dengan ciri dan warna lebih dekat ke horizon B.
- Horizon
B2. Merupakan horizon yang paling memperlihatkan ciri-ciri horizon B yaitu
Struktur padat, tekstur halus, dan berwarna gelap.
- Horizon
B3. Peralihan dari horizon B ke C dengan ciri dan warna lebih dekat ke horizon
B.
Horizon C.
Merupakan batuan yang telah mengalami perubahan atau tidak utuh lagi dan belum
mengalami perkembangan tanah baik eluviasi atau iluviasi.
Bahan
Induk. Berupa batuan utuh yang keras yang belum mengalami perubahan diberi
symbol R atau Rock.
Jangan Lupa Baca ini juga.
No comments:
Post a Comment